Jumat, 05 Februari 2010

Malam dan Peraduan

mencoba memahami sang malam, dikala mentari pergi tenggelam. Tapi hanya gelap dan sunyi yang datang, sungguh sebuah kondisi yang ironis ketika tadi sang terang. Terima kasih bulan, kau telah memberi makna yang berarti untuk malam. Disini masih terpaku menatap hampa ke depan, tak sempat terfikir ke peraduan. Tentang apa yang akan terjadi esok yang mungkin lebih menantangku dan mengajariku. Sebuah simfoni tentang ketakutan di masa lalu masih saja mengekangku untuk terus berjalan seiring waktu, tapi mungkin akan senada dengan hari kemarin. Ada secuil kehidupanku yang harus dijalani dengan keikhlasan hati.

1 komentar:

  1. salam silaturrahmi, salam alamiah. kreatif wraiting. modp blog sobat dg bergabung di blog ini, klik ini Teroris Cinta

    BalasHapus