Jumat, 01 Juli 2011

Teknik Survival


Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu penguasaan teknik-teknik survival, diantaranya teknik membuat api, teknik membuat shelter, teknik membuat trap, teknik mendapatkan air, teknik membuat jejak dan isyarat.

1. Api

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.

Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.

Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.

Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.

Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.
Teknik Membuat Api

Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering.

1. Mematik

Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.

2. Gergaji Api (Fire Saw)

Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.

3. Fire Thong

Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

2 Shelter

Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :

1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.

Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Contoh bentuk shelter dapat dilihat melalui gambar.

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.

Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :

1. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang.

2. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun.

3. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.

3 Trap

Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit.

Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.

Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)

Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :

a) Kelenturan dahan pohon.

b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.

c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.

Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana

Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat

Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari :

a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.

b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.

c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa

Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :

a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.

b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.

c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.

5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :

a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.

b) Kayu pohon yang saling menopang.

c) Umpan.

d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.

Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.

4.4 Air

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar daripada kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air. Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum.

Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu, dan sebagainya. Tetapi pertanyaannya apakah air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia? Maka dari itu perlu pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak.

Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak langsung.

Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya.

Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tubuhan seperti kantung semar.

Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci bahan makanan kita.

Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum.

Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.

1. Air langsung

Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival :

a) Hujan

Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan sebagainya.

b) Tanaman

Tanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan.

c) Air sungai dan mata air

Kebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah.

d) Air kelapa

Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan kebersihannya.

e) Kondensi Tanah

Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya sebagai berikut :

1. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.

2. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat.

3. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.

4. Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang.

5. Biarkan seharian.

2. Air tidak langsung

Berikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan terlebih dahulu.

a) Lubang air

Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.

b) Air yang menggenang

Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.

Berikut adalah cara menyaring air :

1. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu.

2. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput kering atau daun kering.

Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama dua puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih telihat atau terasa kotor, maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling aman untuk mendapatkan air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak sampai masak.

Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang keruh dengan mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai berikut :

1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas menit.

2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan setelah tiga puluh menit.

3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya. Reaksi sterilisasi dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.

4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air secukupnya.

4.5 Jejak dan Isyarat

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari keadaan survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim SAR yang akan menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat terselamatkan.

Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat mengerti maksud dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi internasional untuk memberikan pesan dengan menggunakan media tertentu atau bahasa tubuh.

Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari barang-barang yang berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya.

Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai. Cara ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari korban.

Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa barang atau pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain.

Who's Care ?!?

Bukan tanpa alasan kuahabiskan malam dalam sepi sendiri
Entah apa juga yang penuh sesak dalam fikiran
Bahkan secangkir kopi hitam-pun tak sanggup memberi jawaban
Malah hembusan angin yang hampir meremukkan belulang
Sesekali kucoba tunduk pasrah di atas hamparan suci
Namun batu dalam dada seolah enggan goyah
Suara jangkrik dan desir rerumputan terdengar seperti lagu kematian yang mengiring ke pemakaman jiwa yang fana
Tapi Siapa Peduli ???
Satu harapan-pun telah mati tanpa diSADARI
Dengan anggun melenggang pergi dan permalukan diri
Penyesalan yang jarang terasa pun dengan sombong menghampiriku
Memang sulit memahami diri jika harus banyak mengumbar kata-kata
Meski lidah gampang dimengerti walau tak sebenarnya terjadi
Memang hanya dengan sikap yang memang tak mudah dimengerti
Kubisa menunjukkan jati diri

Semoga kalian tak sama....

Bagaimana??? Haruskah??? Mengapa???


Saat indah yang tak lagi nyata, Ber-angan seakan manis di Harmoni Semesta
Dalam kerak gulita beriring sepi yang menggelitik hati
Menatap Sang Dewi dan para Kurcaci di atas sana, Yang selalu gelisa kehilangan kemolekannya
Akankah hatiku bisa setegar pohon pinus????
Yang selalu tenang meski terhempas dan saling beradu
Atau seperti Sang Dewi yang selalu mengalah pada Mentari???
Namun ketetapan hati telah runtuh oleh ketakutan semu, ketakutan akan hidup,
akan hari-hari yang belum dijalani
Sebegitu pengecutnya diri yang seolah mati
Hanya tentang sebuah keinginan yang belum tentu berakhir
Haruskah seperti nyamuk yang menghisap darah lalu mati???
Apa jadinya Semesta??? Jika diri masih berselimut nestapa
Tak ingin rasanya terlelap dan memuntahkan semua kegundahan
Karena saat terjaga kuharus memungutinya lagi dan menelan kembali semua

Bagaimana??? Haruskah??? Mengapa???

Itulah titian hari yang penuh tanya
Yang selalu berharap datangnya Jawab...

Kamis, 19 Mei 2011

Pelajari Semesta Mengenal Diri

kecenderungan dalam hidup kita adalah menilai hidup, entah hidup kita sendiri atau hidup orang lain.
tapi seringkali terjadi atau kita lebih suka menilai orang lain apalagi tentang hal negatif yang terjadi pada orang lain.
tanpa sadar-pun kita juga dinilai oleh orang lain entah dari sudut pandang mana, tapi yang jadi masalah adalah timbulnya sebuah pertanyaan "Apakah Kita dapat Menerima penilaian orang lain itu?"
jadi intinya kembali lagi pada hukum sebab akibat, berani menilai harus sanggup dinilai.
tapi ada cara yang lebih mudah dan tak terlalu mengganggu, yaitu dengan lebih banyak diam dan memahami sekitar.
juga yang lebih penting adalah mengenal dan memahami diri sendiri.
Apa guna kita melangkah berjauhan dengan cucuran keringat karena berat beban yang dibawa,jika kita tak belajar apa-apa.
belajar mengenai pemahaman kepada diri dan sekitar,yang tanpa sadar bisa menjerumuskan atau malah menolong kita.
Belajar tentang siapa diri dan apa kita di mata yang lain.

Mari bersama kita belajar mengasah ke-PEKA-an kita
Salam Lestari Selalu.....

Jumat, 26 November 2010

Buat Kalian "Saudaraku"

Bermula dari sebuah kekosongan hati yang diambil oleh sang semesta saat ku sejenak bersua denganNya. Tapi memang luar biasa tentang apa yang semesta berikan sebagai gantinya untuk sekedar mengisi hari-hari. Banyak prasangka yang tak pernah dapat kuduga sebelumnya. Banyak juga hati yang telah lebih dulu terisi oleh harapan. Namun tak terkira jika harus bedampak pada sebuah kecewa yang mendalam. Yang tak kuasa lagi kubuka tirai-tirai penutup yang sesungguhnya ada dan terasa. Karena ku merasa buta dalam semua tanya.

Dalam sebuah kelurga kecil yang berarti besar ini, perlahan semua dapat terbuka dengan sendirinya. Sebuah keluarga yang telah mengisi hati dengan kepastian yang membuat tali pengikat hati semakin erat. Mudah-mudahan ikatan yang telah terjalin dapat selalu menyuguhkan kasih sayang dan keterbukaan. Dan selalu menjanjikan setitik harapan buat kita semua untuk selalu melangkah bersama.

Maaf, maaf, maaf, maaf dan maaf yang selalu ingin kuUtarakan buat kalian semua. Sebuah kepekaan yang sempat menghilang dimakan keEgoisan hati ini demi sebuah ambisi. Tapi semua hanyalah sebuah pelajaran yang harus terselesaikan. Sekali lagi kuHantarkan sebuah MAAF buat kalian semua “saudaraku”.

Selasa, 23 November 2010

Pergantian Pucuk Kepemimpinan di Balai Besar TNGGP

Posted: 28 Oct 2010 12:08 AM PDT

Sertijab Kababes

Pagi ini terlihat cerah walaupun awan sedikit menyelimuti puncak Gunung Gede, seolah-olah alam ikut merasakan apa yang saat ini dirasakan pegawai BBTNGGP atas apa yang terjadi. Memang, hari ini adalah salah satu hari bersejarah bagi BBTNGGP. Senin, 25 Oktober 2010 bertempat di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), telah dilaksanakan pergantian pucuk Kepemimpinan melalui Serah Terima Jabatan (setijab) dari Kepala Balai TNGGP periode Tahun 2009-2010, Ir. Sumarto, MM yang dipromosikan sebagai Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung pada Ditjen PHKA di Bogor kepada Ir. Agus Wahyudi, MM.

Suasana haru dan bahagia mewarnai acara ini. Ir. Harianto, M.Sc, Kepala Bidang PTN Wilayah III Bogor, mewakili pegawai BB TNGGP menyampaikan kesan dan pesan selama masa kepemimpinan beliau dengan gaya khasnya yang cukup menghangatkan suasana saat itu. Banyak hal yang sudah dilakukan beliau untuk memajukan BB TNGGP sebagai salah satu taman nasional model di Indonesia, diantaranya melalui pelaksanaan 4 programnya, yaitu 1) Penguatan pengelolaan manajemen; 2) Penguatan pengelolaan/penguasaan teritorial; 3) Pemanfaatan SDA dan 4) Restorasi TNGGP. Salah satu hal yang pasti selalu ada dalam ingatan pegawai BB TNGGP karena hampir menjadi materi pokok yang disampaikan pada apel pagi setelah senam rutin hari Jum’at untuk mengingatkan program-programnya, adalah program pengelolaan sampah melalui lubang berpindah dan KSDA terapan melalui hemat listrik, Persemaian skala Rumah Tangga dan Budidaya Lebah Madu. Sadar atau tidak, tampaknya proses idiologisasi cukup berhasil. Selain itu, konsentrasi yang lebih untuk memaksimalkan salah satu fungsi taman nasional, yaitu fungsi pemanfaatan terlihat dari banyaknya terobosan baru dalam pengembangan wisata alam melalui beragam paket wisata alam yang ditawarkan. Merangkul banyak mitra untuk berkerjasama membangun TNGGP agar lebih memberikan manfaat bagi masyarakat juga menjadi salah satu agenda penting semasa kepemimpinannya. Dan satu lagi yang pasti akan selalu menjadi kenangan tak terlupakan bagi para pejabat eselon III dan IV di lingkup BBTNGGP adalah keunikan gaya kepemimpinan beliau yang memilih model koordinasi melalui sms (baca: Short message service), karena tidak cukup 1-2 sms.

Tak ada gading yang tak retak…Begitupun selama masa kepemimpinan beliau, tetapi semangat untuk membangun BB TNGGP akan selalu ada dalam hati pegawai BB TNGGP yang selalu siap untuk maju dan maju dalam setiap kondisi apapun. Kami keluarga besar BBTNGGP mengucapkan Selamat Jalan Bapak Ir. Sumarto, MM dan Selamat Datang Bapak Ir. Agus Wahyudi, MM untuk Berkarya dan Membangun Dunia yang Lebih Baik bagi Kita Semua.

Selasa tanggal 28 September 2010 telah dilaksanakan Serah Terima Jabatan (sertijab) Pejabat Eselon III Lingkup Balai Besar (TNGGP). Ada 3 (tiga) pejabat yang melaksanakan sertijab yaitu Drs. Suwarno, MM yang semula menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha, sekarang menjadi Kepala Bidang PTN Wilayah I Cianjur menggantikan Ir. Supratman Tonny, BScF. yang telah menjalani masa pensiun. Adapun Jabatan Kepala Bagian Tata Usaha digantikan oleh Ir. Syamsuliati yang semula menjabat sebagai Kepala Seksi Pengembangan pada Subdit Bina Cinta Alam, Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Pejabat Eselon III lainnya yang melaksanakan sertijab adalah Ir. Afrizal, MM yang semula menjabat sebagai Kepala Bidang teknis Konservasi pada Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sekarang menjabat sebagai Kepala Bidang PTN Wilayah II Sukabumi menggantikan Dr. Ir. Widada, MM yang saat ini menjabat sebagai Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

Pengawasan Gunung Gede Ditingkatkan

Posted: 19 Nov 2010 10:46 AM PST

Kamis, 18 November 2010 | 16:26 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com — Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas Gunung Gede yang berlokasi di tiga kabupaten, yakni Bogor, Sukabumi, dan Cianjur.

Menurut Kepala Balai besar TNGGP Agus Wahyudi, Kamis (18/11/2010), peningkatan pengawasan ini disebabkan aktivitas Gunung Gede yang selalu terjadi erupsi selama 50 tahun terakhir.

“Dari hasil penelitian pihak vulkanologi seharusnya Gunung Gede mengalami erupsi pada 2007 karena terakhir terjadi erupsi pada 1957. Untuk itu kami meningkatkan pengawasan terhadap gunung ini,” kata Agus.

Selain itu, melihat tingkah laku hewan yang turun gunung dikhawatirkan terjadi letusan mendadak pada gunung berketinggian 2.958 meter dpl ini.

“Ini berkaca dari pengalaman meletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang secara mendadak dengan tidak ada tanda-tanda sebelumnya,” jelas Agus.

Pihaknya juga mengimbau para petugas untuk terus melakukan pemantauan, terutama terhadap perilaku dan pergerakan satwa.

Salah satu tanda gunung akan meletus adalah banyaknya satwa yang turun gunung karena merasa kepanasan akibat suhu udara meningkat.

Selain meningkatkan kewaspadaan, pihaknya juga membuat rencana induk mitigasi bencana.

Hal ini dimaksudkan bila Gunung Gede meletus, pihaknya dan semua yang terkait dapat melakukan tanggap darurat dengan cepat.

Namun, pihaknya berharap Gunung Gede tidak mengalami erupsi dan dari pantauan aktivitas vulkanologi, Gunung Gede masih normal dan tidak menunjukkan peningkatan aktivitas.

“Tetapi kami akan terus melakukan pengawasan sebagai bentuk waspada, khawatir ada peningkatan aktivitas,” tandas Agus.

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/11/18/16260845/Pengawasan.Gunung.Gede.Ditingkatkan

Jumat, 19 November 2010

- Sebuah Titik -


Sungguh menakjubkan hidup ini, saat mencoba menjalani semua ini.
Sebuah fase baru hadir dalam diri untuk sekedar mengajarkan sebuah arti.
Bukanlah sebuah kenistaan bila ku sebut sebagai hidup yang baru.
Karena semua ini benar-benar baru ku alami dengan serba berbeda.
Tapi tak serta merta menyurutkan niat yang sesungguhnya untuk lebih bisa belajar melangkah lagi.
Sebuah langkah lurus menapaki lika-liku jurang kepercayaan yang kian menipis.
Dan kini sedikit demi sedikit rute perjalanan mulai terbuka meski jarak masih tak terduga.
Mungkin yang harus dijalani adalah terus dan terus melangkah menuju sebuah titik pencerahan yang luar biasa.
Kulakukan apa yang ku mau kawan.......
Terima kasih buat semuanya, dan tetap "kenanglah Aku".

Kamis, 18 November 2010

Kuasai Kecerdasan Emosi

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.
Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, seringkali orang
menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak
cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.

Justru, pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting penentu
kesuksesan hidup seseorang.

Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran
mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan
menyelesaikan masalah, mulai dari yang
ringan hingga kompleks.

Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa
memahami, mengenal, dan memilih
kualitas mereka sebagai insan manusia.
Orang yang memiliki kecerdasan emosi
bisa memahami orang lain dengan baik
dan membuat keputusan dengan bijak.

Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait
erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari
tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya.

Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan
bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti
tingginya kecerdasan emosi yang
dimilikinya.

Kecerdasan emosi lebih terfokus pada
pencapaian kesuksesan hidup yang
*tidak tampak*.

Kesuksesan bisa tercapai ketika
seseorang bisa membuat kesepakatan
dengan melibatkan emosi, perasaan dan
interaksi dengan sesamanya.

Terbukti, pencapaian kesuksesan secara
materi tidak menjamin kepuasan hati
seseorang.