Selasa, 16 November 2010

Kenanglah Aku


Entah sampai kapan aku bisa menulis cerita hidupku seperti ini, saat semua rasa dapat diekspresikan lewat goresan tinta. Saat semua perjalanan dikenang lewat alunan tangan namun tak tertata rapi. Tapi hanya inilah yang dapat kulakukan agar semua tahu tentangku. Tentang seorang yang tak lagi bertanya tentang apa yang dialami.

Semua telah terjawab oleh Sang Alam Semesta yang selalu mengiringi setiap langkah kakiku yang hampir rapuh. Oleh kalian sahabatku yang selalu mengajarkan asam manis kehidupan yang semakin menggila ini.

Sekarang,,,,

Walau Alam terus menjerit meronta-ronta dan protes terhadap apa yang telah manusia lakukan padanya, aku akan terus menatap jauh ke depan menentukan arah untuk menapaki sedikit demi sedikit alurnya. Sampai kering kasih sayang Sang Alam yang diberikan untukku.

Dan saat itu,,,,

Bila waktuku telah tiba untuk tak lagi mengayunkan tangan, tak lagi kakiku dapat melangkah, tak lagi ingatanku tentang kalian ada, tak lagi mataku dapat menatap, tak lagi hatiku dapat menerima kasih sayang dari Sang Alam. Aku ingin semua yang pernah aku lakukan dapat terukir indah di punggung Sang Alam yang tiada pernah terlupakan. Sebuah prasasti perjalanan hidup, dimana langkah terakhir kaki ku pijakkan.

Semoga jejak kakiku dapat menjadi petunjuk arah bagi kalian yang senantiasa berdampingan dengan alam. Dan terima kasih buat semua wajah yang telah mengisi pandanganku selama ini. Rangkaian rupa yang akan selalu terkunci dalam relung dadaku. Semoga namaku tersimpan selalu pada langkah terakhirku.

Semoga Saja....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar