Ketika rembulan emas tenggelam di cakrawala
Angin mati dan laut terdiam
hening di sekeliling bumi
sunyi sepi mencekam
menunggu keputusan sakral, 'arif dan bijaksana
yang tak bisa aku mengerti
jeritan kami tak bersuara
ditelan gemuruh gundah gulana
mungkin lewat nyanyian akan dapat menyusul
menguak jendela hatimu dan kau dengar rintihan kami
kau dengar jeritan kami
Tuhan....
semua terserah titahMu
merah hitam tanah kami
pucat pasi wajah bumi
tolong....
arahkan mata pedang mereka-mereka yang memimpin
percaturan dunia, pergolakan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar